Tanggapan Film The Innocence Of Muslim
Saat ini umat islam kembali berduka dengan adanya Film Innoncence
of muslim. Film yang menceritakan seorang figur terbesar islam dikarakterkan
sebagai manusia yang berkarakter rakus dan sifat-sifat yang sangat tidak layak
disandangkan kepada figur terbesar umat islam tersebut yakni kepada Rasul saw.
Apa yang seharusnya dilakukan oleh umat muslim, apakah dengan demo secara
anarki sehingga menjatuhkan korban merupakan pembelaan kehormatan kepada Rasul
saw dan apakah yang seharusnya dilakukan oleh pemuda-pemudi muslim sebagai
tombak agama Islam terhadap peristiwa ini yang merupakan penistaan besar
terhadap Islam ?
Berikut
ini adalah hasil wawancara dengan Bapak Ir. Ahmad Jubaeli seorang dosen di STFI SADRA, MI (Madinatul Ilmi) yang
mendapatkan gelar S1 di UNPAD dan S2 di UHAMKA saat ditemui di kampus STFI SADRA, Jakarta Selatan, 22 september
2012.
Apa komentar Bapak tentang Film The Innocence Of Muslim ?
Kejadian seperti ini tidak serta merta muncul hari ini atau minggu
kemarin muncul. Memang kita harus sedikit agak cerdas bahwa dalam kerangka
global itu berupa untuk mencitakan suasana tidak damai. Ada di dalam al-Quran dikatakan bahwa mereka
itu tidak akan pernah berhenti untuk menyerang Islam selama kaum muslim belum mengikuti
cara-cara mereka. Sekarang kenapa yang diserang adalah sesosok figur terbesar
islam yaitu Rasulullah saw karena ini merupakan yang paling muddah untuk
dijadikan objek. Dengan teknologi mereka kalah, dengan ekonomi mereka juga
kalah, mereka memboykot rakyat muslim sudah terbiasa berpuasa, dengan kekuasaan
mereka tidak bisa menguasai semua negara. Maka dari itu yang paling mengguncang
dunia adalah dengan figur.
Berdasarkan berita yang beredar didapati bahwa aktor-aktor yang
berperan pada film ini mereka menyatakan ketidak tahuan bahwa ternyata yang
diperankan adalah figur terbesar Islam ?
Ini adalah polotik ilmu komunikasi yaitu tidak ada satupun
informasi kecuali di belakangnya ada ideologi. Bisa saja mereka menyampaikan
seperti itu padahal bukan itu yang mau disampaikan. Mereka hanya menutupi
maksud yang ada didalamnya dan bukan berarti yang dikatakan itu adalah
tujuannya. Bahasa-bahasa common phrase untuk menyembunyikan tujuan-tujuan di
dalamnya. Mereka bermaksud ingin membodoh-bodohi kaum muslim pada intinya,
tetapi sebenarnya mereka tahu bahwa mereka tidak akan mampu mejatuhkan harga
diri Rasulullah saw , akan tetapi mereka hanya ingin menciptkan ketidak
nyamanan umat muslim dalam beragama dan supaya mereka bertundak anarki sehingga
tercipta kesan bahwa islam itu buruk sesuai yang digambarkan dalam film
tersebut “ kata dosen yang juga sebagai Instruktur Depag dan Diknas DKI. Akan
tetapi mereka tidak ingat bahwa islam itu bukan hanya dilihat dari figur tetapi
islam mempunyai sebuah kemurnian, Beliau melanjutkan pembicaraannya.
Apa komentar Bapak tentang muslim yang berdemo tentang film ini?
ini pandangan subyektif saya ya”. Demo itu tidak bisa dilihat dari
satu sisi. Tetapi ada demo yang arif yaitu dengan cara menyadarkan dan membuat
cerdas orang lain bukan membuat bodoh orang lain. Kualitas demo itu tergantung
pada perencanaan dan tujuan. Bisa jadi yang mereka besarkan adalah bukan nama
Rasulullah saw tapi nama ormas atau kelompok mereka. Kalau kita mau berdemo, demo itu harus
berkualitas, dengan niat yang baik, tujuan, dan dengan cara yang baik. Kalau
niatnya baik kemungkinan besar hasilnya juga akan baik.
Menurut Bapak mungkinkah di balik semua ini ada sesosok intelektual
yang mendalangi semuanya ?
Dugaan saya, ini semua didalangi oleh Zionis Internasiaonal yang
ingin mengadu-dombakan antara islam dan
kristen. Ini juga bukan peristiwa kali pertama waktui dulu juga pernah seperti
kasusnya Salman Rusdi. Ini semua untuk perbandingan terhadap ulama-ulama islam
yang telah menyuarakan suara-suara arif bahwa islam itu “rahmatan lil alamin”
yaitu rahmat bagi seluruh alam. Mereka juga ingin membentuk islam
perbandingan yaitu antara Islam Muhammadi dan Islam Amerikai. Islam Amerikai
yaitu islam yang dicitrakan tidak
toleran terhadap pandangan-pandangan lain, tidak konsisiten dalam menanggapi
kebenaran dan tidak membuat musuh-musuh islam gentar. Dan semua ini adalah
tugas pemuda untuk menemukan mana dari sekian yang mengibarkan bendera itu
islam muhammadi ataukah islam yang hanya “polesan” saja.
Berbicara tentang pemuda ni Pak, menurut Bapak apakah yang
seharusnya dilakukan pemuda-pemudi islam khusunya di Indonesia ?
pemuda-pemudi harus betul-betul mengenal konsep tentang kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Karena kejadian seperti ini sudah
terjadi di masa orde lama. Problem-problem seperti ini juga selalu dijadikan
agenda, maka dari itu pemuda harus tahu sejarah. Supaya kita juga tahu
bagaimana harus menyikapinya “tidak emosional”, alih-alih kita membela kesucian
Rasulullah saw, malah kita menambah
dengan cara yang brutal. Kita harus tahu skenario kedepan bagaimana cara
menghentikan atau menyadarkan
orang-orang yang memanfaatkan penistaan ini untuk menggangu, yaitu dengan
menciptakan hal-hal yang bisa membuat mereka sadar dan jangan menyikapinya
dengan cara-cara yang tidak cerdas.
Nah, ni semua menjadi tugas pemuda-pemudi untuk bertindak cerdas
dalam menghadapi masalah. Supaya alih-alih kalian membela kehormatan Rasulullah
saw malah kalian menambah kenistaan. Pemuda-pemudi islam juga mempunyai tugas
untuk membedakan mana Islam Muhammadi dan mana Islam Amerikai. Memang kebenaran
itu bisa tertutupi oleh keburukan tapi ingat bahwa kebenaran tidak akan pernah
bercampur dengan keburukan, kata Beliau yang merupakan tim penulis buku Ahlak Mulia ini menutup pembicaraannya. (Iwan/SPS)
ADS HERE !!!